Sabtu, 30 Maret 2013

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

        Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).  Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.

        Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada saat tertentu.

        Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa   Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan buku petunjuk tentang akuntansi yang berisi konvensi atau kesepakatan, peraturan dan prosedur yang telah disahkan oleh suatu lembaga atau institut resmi.  Dengan kata lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)merupakan sebuah peraturan tentang prosedur akuntansi yang telah disepakati dan telah disahkan oleh sebuah lembaga atau institut resmi.

“Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat sehubungan data ekonomi”

        Berdasarkan pernyataan di atas dap[at dipahami bahwa  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) mengacu pada penafsiran dan penalaran teori-teori yang “berlaku” dalam hal praktek “pembuatan laporan keuangan” guna memperoleh informasi tentang kondisi ekonomi.

        Pemahaman di atas memberikan gambaran bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berisi “tata cara penyusunan laporan keuangan” yang selalu mengacu pada teori yang berlaku, atau dengan kata lain didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung.

        Hal ini menyebabkan tidak menutup kemungkinan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dapat mengalami perubahan/penyesuaian dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan kebutuhan informasi ekonomi.

        Dari keseluruhan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah disahkan oleh lembaga atau institut resmi.

        Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporan keuangan.  Namun paling tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua data ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan megevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-tiap pihak.

2. Peranan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 
        Bertolak dari definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai buku petunjuk tentang prosedur pencatatan dan penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

        Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dapat berperan dalam membantu pihak manajemen keuangan dalam pengungkapan informasi keuangan.

        Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2007:01,01) menuliskan bahwa :
        “Tujuan dari pernyataan ini adalah menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) yang selanjutnya disebut laporan keuangan......”

        Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berperan dalam penetapan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan, atau dengan kata lain peranan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) mengarah pada perlakuan pencatatan akuntansi terhadap sumber-sumber ekonomi agar tiap bagiannya berada pada posisi yang benar dan tepat.

        Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) juga dapat memberi pedoman bagi kita tentang begaimana seharusnya sumber-sumber ekonomi dicatat dan bila terjadi perubahan bagaimana mencatatnya serta kapan perubahan tersebut dicatat dan bagaimana seharusnya kita menyusun dan menyajikan laporan keuangan.

  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) juga membantu menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pengungkapan jika terjadi penyimpangan dalam laporan keuangan yang disajikan.

        Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) akan menjadi alat dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang mengantar kepada terciptanya sistematis informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya sehingga dapat membantu para penentu keputusan dalam mengambil kepuitusan yang tepat bagi kelangsungan suatu usaha.

Menyusun Laporan Neraca

Unsur-unsur Laporan Neraca.
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan pada saat tertentu unsur-unsur neraca terdiri dari :
- harta
- kewajiban/utang
- modal
Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk scontro/sebelah menyebelah.

Untuk lebih jelas perhatikan contoh di bawah ini.
1. Neraca bentuk laporan.
2. Neraca Bentuk Scontro (Sebelah Menyebelah)
PD. Hadian
Neraca
Per 31 Januari 2000

MANDIRI 2
Soal Essay.
Dari kertas kerja perusahaan dagang Makmur periode Desember 2001 terdapat data sebagai berikut .

Kas
Piutang dagang
Persediaan barang dagangan
Perlengkapan toko
Peralatan toko
Akumulasi penyusutan peralatan toko
Utang dagang
Utang wesel
Modal Hadian
Prive hadian
Penjualan
Retur penjualan dan PH.
Pembelian
Retur pembelian
Potongan pembelian
Beban sewa
Beban gaji
Beban listrik dan air
Sewa di bayar di muka
Utang gaji
Rp. 12.000.000,-
Rp. 5.200.000,-
Rp. 14.400.000,-
Rp. 2.400.000,-
Rp. 10.200.000,-
Rp. 520.000,-
Rp. 3.300.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 40.580.600,-
Rp. 400.000,-
Rp. 18.500.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 13.600.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 1.800.000,-
Rp. 2.400.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 200.000,-
Diminta:
Susunlah laporan keuangan yang terdiri dari:
a. laporan laba rugi
b. laporan perubahan modal
c. laporan neraca.
Pada tanggal 31 Desember 2001 persediaan barang dagangan tersisa Rp. 15.000.000,-

Menyusun Lapoaran Laba Rugi


Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.
Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Beban usaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
A.
Single Step/Langsung.
Laporan single step/langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu, demikian juga untuk bebannya, kemudian dicari selisihnya untuk mengetahui laba atau rugi. Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi di bawah ini.

B.
Multiple Step (Bertahap)
Laporan laba rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi dengan mengelompokkan atau memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha, baru kemudian dicari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi usaha.
Untuk lebih jelas perhatikan contoh di bawah ini.

Mengelola Kartu Utang

Pengertian Hutang Dagang / Hutang Usaha (Account Payable)  adalah :
kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang singkat. Kewajiban ini timbul karena pembelian bahan oleh perusahaan industri/pabrik atau karena pembelian barang dagangan oleh perusahaan yang bergerak dibidang usaha perdagangan besar/eceran secara kredit.
Hutang dagang/Hutang usaha tidak dicatat pada waktu pemesanan dilakukan, tetapi hanya pada saat hak pemilikan atas barang-barang tersebut beralih kepada pembeli. Apabila terdapat potongan pembelian secara tunai, maka hutang dagang/Hutang usaha harus dilaporkan sebesar jumlah hutang dagang/Hutang usaha setelah dikurangi potongan tunai. Selain itu apabila dalam pembelian terdapat PPN (Pajak Pertambahan Nilai) maka Hutang dagang / Hutang usaha dilaporkan termasuk nilai PPN.
Contoh :
CV.Angin Timur melakukan pembelian sepeda motor dengan cara kredit dengan harga 15.000.000, potongan harga 1.000.000 serta PPN sebesar 1.400.000 (14.000.000 x 10 %).
Hutang Dagang/Hutang Usaha dicatat sebesar :
Harga Sepeda Motor : 15.000.000
Potongan Harga         : (1.000.000)
PPN                           :   1.400.000 +
Hutang Dagang          :  15.400.000
Jadi Hutang Dagang/Hutang Usaha CV.Angin Timur atas pembelian sepeda motor adalah sebesar 15.400.000

 1.3 Membukukan Data Mutasi Utang ke Kartu Utang
Dokumen Mutasi Utang
                 Seperti yang kita ketahui, bahwa catatan akuntansi  untuk mengelola utang adalah kartu utang, jurnal pembelian, dan jurnal pengeluaran kas. Seperti halnya dengan piutang dagang, perusahaan juga membutuhkan catatan yang menunjukkan utang kepada masing-masing kreditor (orang yang memberi utang). Untuk itu perlu disediakan rekening kontrol, yang disebut Utang Dagang di buku besar dan rekening-rekening utang kepada masing-masing kreditur dalam Buku Pembantu Utang (Kartu Utang). Jadi, untuk satu kreditor disediakan satu buku pembantu utang. Dasar di dalam kartu utang ini adalah dari jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas.
1.               Jurnal Pembelian
            Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit. Jurnal pembelian yang sederhana hanya memiliki satu kolom jumlah rupiah, seperti halnya jurnal penjualan. Jurnal pembelian dapat juga dirancang untuk mencatat pembelian perlengkapan (tidak hanya mencatat pembelian barang dagangan)
Contoh Bentuk Jurnal Pembelian.
Tgl
No.
Faktur
Perkiraan
Yg dikredit
ref
Debit
Kredit
Pemb.
Perleng
kapan
Serba-serbi
Utang
dagang
No.akun
Ref
Jml
2.               Jurnal Pengeluaran Kas
            Buku jurnal pengeluaran kas berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran atau pembayaran melalui kas, yang meliputi pembayaran dengan uang tunai dan pembayaran dengan cara menyerahkan cek atau bilyet giro kepada pihak yang berhak menerima.
            Jurnal pengeluaran kas, disusun dalam bentuk lajur-lajur yang disesuaikan dengan keperluan yang berhubungan dengan volume dan sifat transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan, misalnya dalam perusahaan sering mimbuka transaksi utang, maka akan dibuka kolom utang tersendiri.
Contoh bentuk Jurnal Pengeluaran Kas
Tgl
No.
Cek
Keterangan
ref
Rekening Yg didebit
Rekening yg dikredit
Pemb.
Utang dagang
Serba-serbi
Pot.
Pemb
Kas
akun
Jml
Prosedur Pencatatan Mutasi Utang
                 Untuk kepentingan informasi mengenai kepada siapa perusahaan mempunyai utang dan berapa besarnya, perusahaan harus menyediakan buku besar pembantu untuk utang yang berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan utang kepada setiap kreditor.
Sehingga setiap kali transaksi pembelian kredit, faktur yang diterima dari penjual akan dicatat sebagai berikut:
a.                         Dalam jurnal pembelian, untuk keperluan posting ke perkiraan (akun) pembelian dan perkiraan (akun) utang.
b.                         Dalam buku besar pembantu utang, pada perkiraan kreditor yang        bersangkutan.
                 Kegiatan posting dari jurnal pembelian ke perkiraan  pembelian dan utang di  buku besar dilakukan setiap akhir periode tertentu, sedang dalam pencatatan buku besar pembantu utang dilakukan setiap terjadi transaksi yang mengakibatkan perubahan utang.
                 Dalam buku besar, perkiraan utang dagang akan menunjukkan saldo untuk semua utang. Artinnya seluruh utang akan dicatat secara kolektif (gabungan) dan dikurangi dengan adanya pelunasan kepada kreditor dalam perkiraan utang dagang. Dengan demikian dalam buku besar umum tidak terdapat informasi mengenai besarnya utang kepada setiap kreditor.
                  Lain halnya dengan buku besar pembantu utang yang akan mencatat secara rinci terjadinya utang dan pelunasan pada masing-masing kreditor. Satu lajur buku besar pembantu utang untuk satu nama kreditor. Tidak ada pencatatan secara kolektif.
Contoh bentuk Buku Besar Pembantu Utang (dapat diformat ulang menjadi kartu utang)
Nama Kreditor: Perusahaan A
Tgl
Keterangan
Ref
Mutasi
Saldo
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Nama Kreditor: Perusahaan B
Tgl
Keterangan
Ref
Mutasi
Saldo
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Dan seterusnya..
Atau bisa juga dengan memakai format kartu utang.
Contoh Kartu Utang
KARTU UTANG
Nama Kreditur :                                                                       No. Kode Rekening      :
Alamat            :                                                                       Batas Kredit                 :
Tgl
Tgl faktur
No. bukti
Keterangan
Mutasi
Saldo
Debet
Kredit
Debet
Kredit
                 Selanjutnya, saldo akun utang dagang dalam buku besar umum, harus sama dengan total saldo akun-akun kredito dalam buku besar pembantu utang. Jika terjadi perbedaan berarti menunjukkan adanya kesalahan pencatatan.
Kesalahan pencatatan bisa terjadi pada saat:
·                 Mencatat transaksi dalam jurnal pembelian, atau
·                 Pada saat mencatat dalam buku besar pembantu utang.
Untuk mengecek kesamaan saldo perkiraan utang dagang dengan total saldo buku besar pembantu utang disusun Daftar Saldo Utang pada setiap akhir periode. Dalam hubungannnya dengan buku besar pembantu utang, perkiraan utang dagang dalam buku besar umum berfungsi sebagai perkiraan pengendali atau perkiraan kontrol.
Contoh Bentuk Daftar Saldo Utang
No.
Nama Kreditor
Saldo
1
Perusahaan A
Rp. .....
2
Perusahaan B
Rp. .....
3
Perusahaan C
Rp. .....
Dst.
1.4 Melakukan Pengecekan Saldo Utang
                 Utang atau kewajiban yang muncul dari transaksi atau kejadian masa lalu akan menuntut pelunasan pada tanggal tertentu di masa mendatang. Penentuan kewajiban atau utang sangatlah mendasar bagi akuntansi untuk kegiatan-kegiatan perusahaan. Penentuan saldo utang akan mengalami kesulitan jika masing-masing kreditor dicantumkan dalam sebuah kartu utang (buku besar pembantu utang) tanpa dirinci. Untuk mengetahui saldo utang setiap saat, maka dilakukan analisis rekening.
                 Informasi saldo utang untuk masing-masing kreditor akan jatuh tempo dalam waktu yang berlainan, sehingga dapat secara cepat diketahui kapan utang tersebut harus segera dilunasi.
                
                 Utang juga menunjukkan perjanjian kredit dengan para pemasok dan umumnya melibatkan hubungan yang berkelanjutan antara pemasok/penjual (kreditor) dengan perusahaan sebagai pembeli. Pemasok umumnya mengirimkan faktur yang menetapkan jumlah terutang barang dan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Hal ini mengakibatkan jumlah utang dengan mudah dapat ditentukan karena didasarkan pada faktur yang diterima dari para pemasok tersebut. Jumlah utang umumnya akan jatuh tempo dalam periode waktu yg cukup singkat (terutama utang lancar) dan umumnya akan jatuh tempo kurang dari 1 periode akuntansi atau 1 tahun.
Syarat Pembayaran
                 Jika pembelian dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran harus ditentukan secara jelas sehingga kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual mengetahui jumlah yang harus dilunasi pada saat jatuh tempo dan saat kapan pembayaran harus dilakukan.
                 Syarat pembelian umumnya dicantumkan dalam faktur pembelian dan merupakan bagian dari perjanjian pembelian. Dalam perusahaan tertentu, kadangkala diinginkan agar pembeli segera menyelesaikan kewajibannya secara cepat. Syarat pembelian tersebut misalnya dinyatakan dengan simbol:
a.             n/30, yang artinya keseluruhan harga faktur harus dibayar oleh pembeli dalam waktu 30 hari setelah tanggal faktur
b.            n/15, EOM (End of Month), berarti faktur pembelian tersebut menyatakan bahwa utang harus dibayar dalam waktu 15 hari setelah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertuang pd faktur dimaksud.
Apabila jangka waktu kredit yang diberikan oleh penjual cukup lama, maka penjual umumnya menawarkan potongan tunai agar pembeli mau melunasi utangnya secepat mungkin. Potongan tunai yang ditawarkan penjual kepada pembeli dicantumkan dengan berbagai cara.
Syarat pembelian 2/10, n/30, berarti:
1.               memperoleh potongan 2% dari harga faktur bruto, apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur,
2.               menunda dan membayar secara penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap waktu yang dikehendaki setelah lewat 10 hari, tetapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat pembelian 2/EOM, n/60, berarti:
1.               memperoleh potongan 2% dari harga faktur bruto, jika ia membayar tidak melewati akhir bulan.
2.               Menunda dan membayar penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap aktu yang dikehendaki setelah akhir bulan namun tidak lebih dari 60 hari sejak tanggal faktur.
                
                 Pada saat terjadi transaksi  pembelian, pembeli akan mencatat jumlah pembelian sebesar harga faktur bruto dan pencatatan potongan (jika ada) dicatat tertunda sampai pembeli melakukan pembayaran.
Contoh:
Tanggal 1 Oktober PT. Makmur membeli barang dagangan dari PT Asia seharga Rp. 12.000.000,00 secara kredit, dengan  syarat 2/10, n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian sebagai berikut:
1 Okt       Pembelian                                     Rp 12.000.000
                                 Utang Dagang                                                  Rp 12.000.000
(jurnal untuk mencatat pembelian barang dagangan)
                 Syarat pembelian tersebut berarti bahwa pembeli akan memperoleh potongan 2% jika melakukan pelunasan tidak melewati tanggal 10 Oktober atau pembeli harus membayar penuh jika pembayaran dilakukan setelah tgl 10 Okt, tetapi tidak lewat tgl 30 Okt. Jika pembeli melakukan pembayaran pada tgl 10 Okt (masih dalam periode potongan), maka jurnalnya adalah:
10 Okt     Utang dagang                               Rp 12.000.000
                                 Potongan Pembelian                                       Rp      240.000
                                 Kas                                                                    Rp 11.760.000
(jurnal untuk mencatat pelunasan utang dengan memperoleh potongan 2%)
Pembuatan Laporan Utang yang Jatuh Tempo
                 Tanggal jatuh tempo pembayaran utang ditetapkan berdasarkan tgl faktur pembelian dan syarat pembayaran yang ditetapkan pihak penjual barang.
Misalnya faktur tgl 10 Mei 2006 dg syarat pembayaran n/30, berarti tgl jatuh tempo pembayaran faktur tersebut 30 hari setelah tgl 10 Mei 2006 yaitu tgl 9 Juni 2006.
                 Apabila setiap tanggal jatuh tempo sudah ditetapkan (dicatat) dalam kartu utang, maka akan lebih mudah di dalam menetapkan utang telah jatuh tempo.